Pilar-pilar khas yang menaungi kedamaian hati-hati yang telah damai usai menunaikan kewajiban kepada Allah menjelang matahari lengser di arah barat. Hilir mudik jamaah dari bubarnya shaf-shaf yang sebelumnya teratur rapi bersedekap, ruku dan sujud bersama-sama. Warna kulit kami berbeda-beda, pakaian kami berbeda-beda, rupa wajah kami berbeda-beda, tempat tinggal asal dan bahasa kami juga berbeda-beda tapi tetap bersama-sama bertakbir "Allaaahu Akbar" hingga kita bersama-sama menyampaikan salam "Assalamualaikumwarahmatullah".
Keluar dari pintu bangunan masjid menginjakan kaki di ubin yang terasa nyes dingin dikaki padahal matahari masih bersinar condong di arah barat, tiang tiang payung-payung yang menguncup sisi-sisinya menguning terpantul sinar matahari, diluar beberapa orang menghadap ke kubah hijau mereka berdo'a mereka bersholawat meluapkan isi kerinduan mereka kepada Sang Rasul, seperti halnya gw pertama kali memasuki mesjid ini beberapa hari lalu, dalam udara subuh yang dingin hingga 4°c kami berjalan menuju masjid yang selama ini hanya bisa gw lihat dari kalender dan monitor Tv / Internet, kini masjid itu ada dihadapan mata dengan tiang-tiangnya yang menjulang telah nampak dari sekitar dua blok dari penginapan kami. Angin dengan udara dingin yang menembus sweater dibalik perasaan yang berdegup antara senang terharu membuncah menjadi satu mendorong bulir-bulir dari rongga air mata yang berusaha ditahan-tahan agar tidak meletup dengan mengatur nafas dan bersholawat Ässalamualaika yaa Rasulullah...
Sedang menikmati suasana melihat orang-orang disekitar ada yang diselimuti kerinduan, ada yang berfoto, dan beberapa kali mengambil gambar foto kubah hijau didampingi menara tiba-tiba pesan WA dari istri yang kasih kabar bahwa dirinya dan ibuku duluan kembali ke hotel karena biasanya ba'da sholat kita ketemuan di Gate 25 untuk ber "Asmara Lima Waktu" jadi bukan kaya di Indonesia loh ya yang kalau di bulan Ramadhan ada istilah "Äsmara Subuh" usai abis sholat subuh jamaah lalu pemuda-pemudinya jalan lirik2in anak gadis pak haji, hahai. Dari mesjid Nabawi menuju Hotel kita lewatin toko-toko untuk nukerin uang real kita jadi tentengan belanjaan, biarinlah namanya juga jalan bareng emak-emak.
Dan sore itu gw juga terpisah dari teman-teman sekamar yang asik banget, menghibur dan bikin semangat perjalanan ibadah ini, entah mereka kemana mungkin lagi belanja juga karena ada yang memenuhi check list daftar belanjanya maklum banyak titipan dan oleh-oleh untuk sanak saudara. Klo gw banyak titipan doa yang minta di doakan saat di Roudhah, Alhamdulillah telah terlaksana doanya dan mudah-mudahan Allah meng'ijabah segala maksud melalui orang yang dzolim ini yang sering bermaksiat dan penuh dosa, namun kita selalu berkhusnudzon kepada Allah bahwa kadang do'a bisa makbul bukan karena siapa orang yg berdoa tapi bisa karena tempatnya yang penuh berkah, bisa juga karena keadaan dan Allah yang menyuruh kita untuk selalu berdo'a dan melibatkanya dalam segala urusan, sungguh wahai Engkau Yang Maha Berkehendak.
Berjalan sendirian ke sebuah gerbang yang bernomor 39, jamaah dari luar gerbang berbondong-bondong baru saja tiba dan berdoa bersama dilihat dari bendera di syalnya mereka dari Turki lalu mereka melintas masuk menuju masjid. Aku menyandarkan diri disamping pintu gerbang, kira-kira 2 meter disebelahku ada seseorang yang juga sedang bersandar perawakannya seperti orang India / Pakistan / Bangladesh entahlah, bekulit gelap dengan pakaian agak lusuh mulutnya komat-kamit bergumam-gumam entah apa yang dibacanya mungkin sebuah doa atau bersholawat menatap kubah hijau dengan mata yang memelas, mungkin kerinduannya yang tak terbendung sedang diungkapkannya, semoga Allah memberikan keberkahan dan di ijabah segala hajatnya.