Laman

Sabtu

Gw Tinggal di Venezia Musim ini

Biasanya musim seperti ini gw tinggal di Venezia, gw mw bercerita tentang sore hari menjelang weekend kali ini dan bagaimana suasana tempat tinggal gw di Venezia.


Jam disudut bawah monitor menunjukan 16:50, dah saatnya siap pulang, sedikit tergesa lumayan bersemangat maklum menjelang weekend. Tapi sayang pas mau keluar, ow.. ternyata hujan gede banget maka terpaksa harus nunggu hujan mereda, Biarin dah hari ini telat dua kali (telat datang ke kantor dan telat pulang kantor), hujan mereda dan gw menerabas ke parkiran pakai jas hujan, nyalakan motor dan berangkat..

Diperjalanan hujan mereda, tunggangan dikendarain dengan ati-ati karna jalan licin dan becek serta lobang-lobang, lewat di persimpangan mirip kaya cendol segala macem kendaraan murat-marut ga keruan, segala macem arah padat, fenomena yang dah biasa ba'da hujan. Mactal banget alias Macet Total.

Akhirnya gw sampai menuju daerah Venezia, belok sedikit lalu ada jalan menurun lalu belok lagi, di daerah Venezia ini jalan memang berkelok-kelok banyak gang2 kecil bahkan tempat tinggal gw di sebuah gang kecil yang imut lebarnya hampir sama panjang stang motor klo ada orang lewat dari arah berlawanan maka orang tersebut harus cekatan celingak celinguk cari celah dan sedikit melompat buat menyelamatkan diri mirip game super mario bros di level 3-4.

Romantisme Venezia

Gw kira hujan sore ini membuat air pasang meluap kejalan kali ini, ternyata ngga' hanya selokan-selokan penuh air yang hampir rata dengan aspal jalan, maklumlah ini hal biasa terjadi di Venezia. maka kali ini aman jadi ga perlu menitipkan pada secure parking musiman di dekat areal pemakaman wakaf tersebut. biasanya kalau air pasang, tempat parkir musiman sepanjang jalan sebelah areal kuburan bererot (berjejer) sepeda motor. Pernah dan beberapa kali kejadian ketika malam tiba air hujan deras membuat kanal-kanal meluap, apabila suasana sudah seperti ini candle light dinner tersaji disetiap rumah, karena tidak lain listrik dari gardu terpaksa dipadamkan untuk menambahkan suasana romantis sepertinya. Cahaya-cahaya temaram lilin-lilin terlihat dari jendela-jendela, kehangatan keluarga bersatu di masing-masing rumah mereka diantara gemericik rintik-rintik hujan yang jatuh diatas seng-seng rumah. Suasana yang dingin membuat penghuni rumah tidak tidur karena menikmati keromastisme-an suasana beberapa anggota keluarga mengontrol debit air di jalan yang telah berubah menjadi kanal. Apabila air pasang naik diatas batas, maka masyarakat keluar ke pinggiran jalan utama/jalan raya yang kerap ramai untuk melakukan "Festival dadakan" menyambut keberkahan air di kanal yang melimpah dengan mendirikan tenda-tenda inisiatif warga setempat dan mulai "gondola2" karet rajin mengangkut penumpang yang berpartisipasi dalam acara Festival tersebut. Di Venezia (Venice) di Italia para oarsman (the gondoliers) ataw orang yang kayuh dayung panjang untuk ngarahin gondola, mereka mengenakan baju khas loreng hitam putih ya mirip yang di iklan wafer coklat lah. Sementara di Venezia sini, mereka lebih canggih bukan sekedar pake dayung lagi tapi pake mesin boat sebab aliran disini begitu deras pakaian mereka pun lorengnya beda, loreng mereka hijau agak kecoklat-coklatan mirip Korp.Marinir tapi mereka memang sebenarnya marinir yang sedang bertugas mengevakuasi warga setempat untuk ditempatkan ke posko-posko yang menangani keadaan luapan air pasang berlebihan alias posko banjir. bila sudah seperti ini semua ini bukan traveling seperti wisatawan di Venezia Italia sana tapi adalah sebuah bencana yang ada sejak lama.

Sore ini memang hujan masih gerecekan mengguyur, tapi alhamdulillah air pasang cuma sedikit dan ga perlu khawatir, asalkan ga ada kiriman dari hilir kemungkinan air pasang akan segera cepat surut kembali.

Ya begitulah tinggal di "Venezia." ......versi Jakarta.... Romantis...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar